Dalam perjalanan dari Surabaya ke Jakarta pada tanggal 01 Januari 2018, saya sempat berhenti di Masjid kesultanan Demak untuk menunaikan sholat subuh. Setelah subuh saya berziarah ke Makam raja raja Demak terutama Raden Patah dan Sultan Tenggono, dan sempt Bincang bincang dengan seorang juru kuncinya.
Bagi yang gandrung Khilafah Islamiyah, mungkin Kesultanan Demak bisa dibilang sebagai Khilafah Islamiyah pertama di tanah Nusantara. dengan kholifah pertamanya Raden Patah.
Kesultanan Demak didirikan di dusun Glagah Wangi atas petunjuk Sunan Ampel dengan Raja pertamanya Raden Patah yang artinya “ Sang Pembuka’ pada tahu 1500 M.
Raden Patah sebelumnya bernama Raden Hasan adalah Putra dari Brawijaya V dengan salah satu seorang selir keturunan Cina bernama Retno Subanci. Karena kecemburuan dari permaisurinya maka Raja Brawijaya v menceraikan Retno Subanci dan menikahkan denga saudaranya lain ibu Pangeran Aryo Damar dan mengirimkannya ke Palembang.
Raden Hasan Bersama adiknya Raden Husen mengembara ke tanah jawa dan berguru kepada Sunan Ampel. Setelah dinyatakan lulus sebagai santri Sunan Ampel, maka Raden Husen kemudian mengabdi ke Majapahit dan mendapatkan jabatan sebagai Adipati Terung di Kriyan Sidoarjo. Sedangkan Raden Hasan yang namanya sudah berubah menjadi raden Patah membuka hutan Glagahwangi menjadi sebuah pesantren. Hal ini sesuai dengan perintah Sunan Ampel untuk menyebarkan agama Islam kea arah barat yang penduduknya masih banyak yang belum masuk Islam.
Makin lama Pesantren Glagahwangi semakin maju. Santrinya datang dari berbagai penjuru daerah. Kota Demak telah menjadi kota santri. Mereka bukan hanya diajari ilmu agama Islam, melainkan ilmu keprajuritan dan pemerintahan. Melihat kondisi tersebut, Brawijaya (alias Bhre Kertabumi di Majapahit khawatir kalau Raden Patah berniat memberontak.
Raden Husen yang kala itu sudah diangkat menjadi Adipati Terung diperintah untuk memanggil Raden Patah. Raden Husen meminta Raden Patah menghadapkan ke Majapahit. Merasa terkesan dan akhirnya Brawijaya V mau mengakui Raden Patah sebagai putranya. Raden Patah pun diangkat sebagai bupati, sedangkan Glagahwangi diganti nama menjadi Demak, dengan ibu kota bernama Bintara. Setelah menjadi Adipati Demak, Raden Patah menaklukkan Semarang tahun 1477 untuk dijadikan sebagai bawahan.
Melihat kerajaam Majapahit Sudah mulai rutuh setelah ada serangan dari Kediri, maka atas perintah Sunan Ampel dan dewan Wali maka kadipaten Demak Bintara memproklamirkan dirinya sebagai kerajaan Mandiri dengan Raden Patah sebagai rajanya degan gelar Sultan Surya Alam Akbar.
Istri Raden Patah ada tiga orang. Yang pertama adalah putri Sunan Ampel, menjadi permaisuri utama, melahirkan Raden Surya dan Raden Trenggana, yang masing-masing secara berurutan kemudian naik takhta, bergelar Pangeran sabrang Lor dan Sultan Trenggono.
Istri yang kedua seorang putri dari Randu Sanga, melahirkan Raden Kanduruwan. Raden Kanduruwan ini pada pemerintahan Sultan Trenggono berjasa menaklukkan Sumenep. Sejak itu kerajaan Sumenep menjadi sebuah kerajaan Islam. Dan pada keruntuhan kerajana Demak keturunan Raden Patah Banyak yang lari ke Sumenep.
Istri yang ketiga adalah putri bupati Jipang, melahirkan Raden Kikin dan Ratu Mas Nyawa. Ketika Pangeran Samrang Lor meninggal tahun 1521, Raden Kikin dan Raden Trenggana bersaing memperebutkan takhta. Raden Kikin akhirnya mati dibunuh putra sulung Raden Trenggana yang bernama Raden Mukmin alias Sunan Prawato, di tepi sungai. Oleh karena itu, Raden Kikin pun dijuluki Pangeran Sekar Seda ing Lepen, artinya bunga yang gugur di sungai.
Wafatnya Sultan Trenggono menimbulkan konflik perebutan kekuasaan antar saudara. Pengganti Sultan Trenggono, Pangeran Sido Lapen yang merupakan saudara Sultan Trenggono dibunuh oleh Pangeran Prawoto yang tidak lain adalah anak dari Sultan Trenggono. Kemudian anak dari Pangeran Sido Lapen, Arya Penangsang membunuh Pangeran Prawoto dan mengambil alih kekuasaan. Tidak hanya berhenti disitu, Arya Panangsang akhirnya dibunuh oleh anak angkat Joko Tingkir, yaitu Sutawijaya. Pada akhirnya, tahun 1568 M tahta Kerajaan Demak jatuh ditangan Joko Tingkir. Kemudian ibukota Demak dipindah ke Pajang.
Dari sejarah kesulatanan Demak ini, apakah bisa dikatakan bahwa ini adalah Khilafah Islamiyah….?
yah Nggak tahu juga, wong pengusungnya juga tidak jelas konsep khlafah yang diusung seperti apan dan merujuk ke kose kehilafahan yang mana?