mawarTiap sahabat yang menghabiskan banyak waktu dalam kesendirian, serta sering mengakses energi keheningan tahu, ternyata di dalam ada banyak kontradiksi. Benar melawan salah. Agama melawan pengetahuan. Logika melawan rasa. Serta banyak lagi kontradiksi lainnya.

Semakin keras kontradiksi-kontradiksi ini dilawan, lebih-lebih diberi judul buruk atas nama agama dan pengetahuan, maka semakin panas seseorang di dalam. Sebagian lebih sakit mental dan kejiwaan bermula dari rasa panas di dalam yang disebabkan oleh perang kontradiksi di dalam.

Bila diselami lebih dalam, kontradiksi-kontradiksi ini muncul karena bahan-bahan pembentuk badan, pikiran, perasaan memang berlawan-lawanan. Dalam tubuh manusia ada unsur air dan api. Pikiran hanya bisa bekerja kalau ada salah-benar, buruk-baik. Demikian juga dengan perasaan bersama sedih-senangnya.

Itu sebabnya setiap manusia yang hidup di tingkat badan, pikiran, perasaan, semuanya mengalami guncangan-guncangan. Senang itu baik, sedih itu jelek. Benar itu surga, salah itu neraka. Itulah sebagian tanda manusia yang hidupnya penuh guncangan.

Simpelnya, semakin kuat dualitas seperti buruk-baik, salah-benar mencengkeram seseorang maka semakin keras guncangan di dalam. Itu sebabnya di Tantra sering diperbincangkan, karma (hukum sebab-akibat) bekerja lebih keras pada diri manusia yang diguncang dualitas.

Energi kebiasaan yang diguncang dualitas inilah yang menarik perjalan jiwa untuk kembali lagi dan lagi ke alam samsara yang penuh penderitaan ini. Ia sesederhana lalat yang mencari sampah, sesimpel kodok yang mencari kolam.

Ajan Brahm punya cerita indah tentang dua biksu yang bersahabat baik selama hidup. Setelah wafat, yang satu terlahir di alam dewa tingkat tinggi. Tatkala sahabatnya yang satu dicari ke sana ke mari, ternyata ia lahir jadi cacing. Berkali-kali cacing ini mau diselamatkan oleh dewa tingkat tinggi tadi, berkali-kali itu juga cacingnya tenggelam masuk ke dalam kotoran kesayangannya. Ringkasnya, bahkan dewa tingkat tinggi pun tidak bisa menyelamatkan seseorang kalau di dalamnya penuh dualitas.

Dalam filosofi Timur dikenal keyakinan luas seperti ini: “salah satu ciri penting pencerahan adalah seberapa aman dan nyaman seseorang dengan semua kontradiksi-kontradiksi yang ada di dalam”. Tercerahkan atau tidak, manusia akan tetap menyimpan kontradiksi di dalamnya. Sebagaimana ditulis di atas, sifat alami badan, pikiran, perasaan memang penuh kontradiksi.

Itu sebabnya meditasi tidak pernah lelah menyarankan, beri jarak secukupnya pada badan, pikiran, perasaan. Jangan pernah mengikuti kemauan badan, pikiran dan perasaan sepenuhnya. Terutama kalau tidak mau kehidupan bertumbuh dari satu guncangan ke guncangan yang lain.

Siapa saja yang berhasil berjarak dengan badan, pikiran, perasaan, kemudian bisa merasa aman nyaman dengan semua kontradiksi di dalam, di sana kehidupan berubah wajah menjadi mawar kedamaian. Di mana ada mawar, di sana ada duri. Di mana ada kebahagiaan di sana ada kesedihan.

Penulis: Gede Prama.

By Berik Wicaksono

Nama Saya Berik Wicaksono. Tinggal di Bekasi. Asal Lumajang Jawa Timur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *