Pukul 09.30 saya bersama istri bergegas ke TPS 66. Berjalan kaki saja. Dikira deket rumah. Ternyata terdekat TPS 48. Coba aku tanya ke panitia TPS 48 dimana tempat TPS 66. Ditunjukilah sekitar belakang SD dekat RRI Malang. Lumayan jauh maka aku baik ulang bawa kendaraan.
Keluar Jalan Candi Panggung Permai saya belok kanan ke arah RRI. Ku baca di samping SD sebelum RRI papan tulisan TPS 49. Oh ini bukan. Setelah RRI saya belok kanan taka da TPS hingga pertgaan deoa pintu gerbang Permata jingga say belok kanan lagi. Ada TPS 46 di pinta gerbang RW 19 perum Griyashanta. Ku tanya kembali ke panitianya, taka da yang tahu tempat TOS 66.
“kita harus bertanya ke Panitia kelurahan nih ma” Kataku ke Istri. Ku pancal kendaran kea rah sudimoro. Sial. Samai diperempatan jalan ke arah kelarahan tertutup oleh tenda TPS. Ku samperin TPS tsb teryata TPS 93. Ku berbalik lewat jalan dari arah Jalan Borobudur . alhamdulillah sampai di kelurahan Mojolangu.
ada beberapa orang panitia disana. Dan tamu yang uga bertanay lokasi TPS. Hehehe rupanya nasip pemegang form C5 luntang lantung juga kebingungan. Seroang yang berbaju militer menunjukkan lokasi TS 66. Jalan candi pangung RRL lurus saja jangan belok kanan. Disitu seblah kiri ada balai RW lokais TPS 65. Maju dikit ada masjid sebelah kanan. Sebelum masjid ada gang masuk saja. Disana lokasi TPS. Langung istri bilang “ laaa kann.. kan aku wis ngomong coba RRI lurus jangan belok..”. Biasa perempuan… hehehe
Dari kelurahan saya meluncur ke lokasi yag ditunjukkan seorang TNI tsb. Tak ada kesulitan. Segera aku menemukannya. Susah parkir. Tapia da warga yang baik hati menyediakan halaman rumahnya.
Di TPS ku hampiri bagian pendaftaran. Ternyata antri. Nomer antrian yang aku dapat nomor 142 dan 143. Sedangkan yang sedang nyoblos masih nomor antrian 102. Alamakkkk… masih lama. Ku nikmati saja meski tempat antrinya panas…
Aku amati panitianya semangat. Panitia yang sempuh ada dibagian menyerahkan nomor antrian. Panitiah yang maish uda sekali bagian menunjukkan kotak tempat kertas suara. Karena tidak boleh salah memasukkan. Seorang ibu ibu setangah baya bagian mencatat peserta yang hadir membawa surat undangan. Laki laki setengah bayar sibuk tandatang tangan kertas suara dan memanggil peserta yang waktunya masuk bilik suara. Sekaligus dia memberikan kertas suara.
Ada juga para saksi dan pengawas hulir mudik mengawasi dan kadang berbincang. Merekan ruanya akrab saja meski saksi saksi tersebut berbeda partai.
Setlah satu jam menungu tibalah saya dipanggil. Saya hanya dapat satu kertas suara. Kersta suara untuk memlih presiden. Kalau warga setempat dapat 5 kertas saura, untuk memilih presiden, DPD, DPRRI DPRD tk1 dan DPRD tk2.
Elama saya disana terlihat antusias warga da juga panitianya. Tak ada kericuhan. Semua berjalan dengan baik. Mereka telah bekerja keras. Bisa jadi hingga malam hari.
Harapanku semoga jerih payahnya daoat menghasilan oemimpin yang legitimate. Pemimpin yang membawa kearah yang lebih baik. Dan tidak dirusak oleh pemimpin pemimpin yang tida bertanggungjawab. Yang akan mendelegitimasi PEMILU YANG BESAR DAN BERJALAN LANCAR INI.